Mengapa Keyakinan masih perlu dibuktikan ?


Moreno Chavez

Sebagian member di forum ini mengatakan bahwa keyakinan itu tidak perlu dibuktikan. Pernyataan yg mengatakan bahwa "Keyakinan yg dibuktikan itu bukan lagi keyakinan" adalah absurd.
Jika ada agama yg berangkat dari landasan keyakinan seperti itu maka keimanan nya berlandaskan spekulasi.

Padahal tidak semua pembuktian itu empirik, bisa saja dilakukan secara teoritis. Jika ada kejanggalan dalam Sebuah keyakinan maka boleh2 meninggalkan keyakinan tersebut.

Jika ada kejanggalan kejanggalan dalam sebuah keyakinan maka seseorang boleh2 saja meninggalkan keyakinan... Ini demi kebaikan bersama.

Dalam ajaran-ajaran tertentu, seorang pemuka agama itu bisa saja menggunakan cara-cara yg tidak betul sehingga menyebabkan penderitaan. Demi kebaikan bersama, untuk mengakhiri penderitaan maka ajaran yg salah dalam agama itu lebih baik ditinggalkan.

Muhammad Yusuf Effendi
Yang jelas jika sebuah keyakinan tidak dapat dibuktikan secara empirik, maka secara universal rasionalitas lah sebagai tolak ukurnya, apakah ia dapat diterima atau tidak, masuk akal atau tidak. Kenapa??? Karena akal merupakan standard universal bagi tiap-tiap orang yang berakal, termasuk anda tentunya. Lalu apa acuan bagi akal untuk menentukan bahwasanya sesuatu itu masuk akal atau tidak??? Tidak lain dan tidak bukan acuannya adalah hukum alam (hukum sebab-akibat) yang berlaku di dalam kehidupan.......Dan bukankah sesuatu yang rasional itu, ia tidak harus dapat dibuktikan secara empiris???

Eka Wahyudi
Ya tepat sekali. Makanya ada istilah Ainul yakin, ilmulyakin dan haqulyakin.. ini adalah level sekaligus media untuk membuktikan keyakinan ..yang pertama keyakinan atas dasar pengelihatan apa yang terlihat lalu itu menjadi sebuah rujukan keyakinan yang kedua keyakinan berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang bersifat experiental langkah ini hanya untuk orang-orang yang berani menguji pengetahuan merekyang meragukan agar berubah menjadi sebuah keyakinan .. seperti para ilmuan (saintis) dan para filsuf. Dan ketiga berdasarkan kebenaran inilah keyakinan yang tak bisa di ubah dan berubah dengan doktrin apapun keyakinan semacam ini tak akan berubah dan ini level keyakinan tertinggi. Oya saya tambahkan keyakinan terendah adalah ngawur yakin dan keyakinan ini atas dasar ikut2 an sesuai dengan apa yang diyakini banyak orang .. keyakinan semacam ini memiliki keyakinan dasar yang sangat dangkal
Kowi Al Assoyat
Ada kabar berita yang tetap menjadi kabar berita Dan ada kabar berita yang bisa menjadi keyakinan meskipun belum melihat buktinya. Apa boleh membuang keyakinan Bahwa Bumi Bulat meskipun kita tidak pernah melihat langsung buktinya.
Lutfhi Arkan Kamil
Bagaimana kepercayaan yang diperoleh melalui pengalaman?
Saya pernah membaca artikel yang dibuat teman saya mengenai kepercayaan "Satanisme teistik", lalu disitu pembuktian kepercayaannya berasal dari pengalaman si pengiman tersebut bahwa pernah berkomunikasi dengan satan.
Pengalaman pribadi ini tentunya tidak dapat dialami setiap orang (bahkan ketika pengiman satanis ini memberikan cara untuk berkomunikasi dengan satan, tetap ketika dipraktekan tidak terjadi apapun).
Dalam lingkup kemasyarakatan beragama, tentunya satanisme digolongkan kedalam aliran sesat, namun jika merujuk pada proposisi anda apakah satanisme masih tergolong sesat jika dasar buktinya adalah pengalaman pribadi?

Moreno Chavez REPLY; Lutfhi Arkan Kamil bisa saja dia mengalami miskomunikasi atau misinformasi. Artinya dia berkomunikasi dengan satan yg sesat. Pemimpin yg sesat itu berimplikasi sama dengan dalih kebenaran akhirnya terjadilah kebohongan.
Ada sebuah ritual pengorbanan diri yg implikasinya tidak membahagiakan. Jadi walau dilakukan pun tidak sinkron dengan nilai nilai kemanusiaan, inilah yg disebut keterasingan. Artinya kebohongan yg dipaksakan menjadi realitas pun bisa berakibat pada penderitaan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengapa Keyakinan masih perlu dibuktikan ?"

Post a Comment